A.
Dasar Teori
Pada
loop tertutup sistem kendali posisi, informasi posisi didapat dari ouput
Potensiometer (Pn) dimana secara mekanik digabungkan dengan motor yang
merupakan umpan balik dari control amplifier. Kemudian posisi masukan referensi
yang merupakan input dari potensiometer dikombinasi dengan sinyal umpan balik
pada input dari amplifier yang mengatur proporsi motor yang berbeda diantara
dua sinyal. Sebuah diagram sederhana dari
sistem kendali posisi yang akan digunakan pada praktikum kali ini ditunjukkan
pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Pengendalian
Posisi Lup Tertutup
Terdapat
3 amplifier pada gambar diatas. A1 merupakan generator sinyal error, A2
merupakan amplifier sinyal error dan A3 merupakan mengendali untuk Motor (M). Pi
adalah perubahan dari Po dari perbedaan diantara dua tegangan pada
potensiometer yang menjadi sinyal error ketika muncul pada input dari A1.
Sinyal error di kuatkan melalui A2 dan A3 dan mengendalikan arah putaran motor
untuk mengurangi tegangan eror diantara Pi dan Po. Oleh karena itu, Pi yang
bergerak searah jarum jam, Po akan mengikuti pada arah yang sama. Umpan Balik
ini akan berlanjut sampai output pada A1 berkurang hingga 0. Pada titik ini,
pengukuran tegangan pada Pi dan Po sama namun dalam polaritas yang berbeda.
Sebagai contoh, jika Pi adalah +3V maka Po adalah -3V yang jika keduanya
dijumlahkan akan menghasilkan 0.
Posisi
relative antara Pi dan Po bergantung pada penguatan pada amplifier. Untuk
peuatan yang besar, posisi Po akan hampir sama dengan posisi Pi. Tapi ketika
penguatan tidak terlalu besar, aka nada offset pada posisi relatifnya. Offset
ini merupakan pita mati atau “deadband” untuk kendali posisi.
B.
Alat dan Bahan
1.
Kabel Penghubung Rangkaian
2.
Modul U-151 Dual Attentuator
3.
Modul U-152 Summing Amplifier
4.
Modul U-153 Pre-Amplifier
5.
Modul U-154 Motor Driver Amplifier
6.
Modul U-157 Potensiometer
7.
Modul U-158 Potensiometer
8.
Modul U-161 Servo Motor
9.
Osciloscop
C.
Langkah kerja
1.
Merujuk pada gambar 2, atur
modul meliputi coupling U-158 ke U-161 dan satukan mereka bersama.
2.
Atur knop U-152 ke “a” dan knop U-151 ke “10”. Nyalakan power
U-156 dan atur U-157 ke 180 derajat.
3.
Atur U-153 untuk membuat
U-151 be
rnilai 0. Setelah selesai mengatur, jagan rubah settingan dari U-153
rnilai 0. Setelah selesai mengatur, jagan rubah settingan dari U-153
4.
Atur U-151 ke “9”. Antara ±20 Derajat dari
pengaturan asal 180 derajat. Putar U-157 searah jarum jam maupun berlawanan,
dan lihat apakah U-158 mengikuti perubahanya. Perubahan U-158 seharusnya
tertinggal dari U-157. Jika U-158 mendahului U-157, ubah kabel pada U-161.
5.
Putar posisi U-157 searah
jarum jam dari 0 derajat, naik setiap 10 derajat sampai 150 derajat.. Ukur
sudut antara U-158 pada setiap posisi U-157. Ulangi langkah diatas dengan U-157
yang di putar berlawanan jarum jam. Hitung sudut offset error antara U-157 dan
U-158 pada setiap posisi
6.
Naikkan sistem penguatan
dengan men-setting U-151 ke 7,5,3,dan 1. Pada setiap setting, ulangi langkah ke
5. Amati perubahan sudut offset error sebagai fungsi dari sistem penguat
7.
Gambar Alur pada hasil dari
langkah ke 5 dan 6. Gambar hubungan antara sistem penguatan dan deadband.
D.
Data Hasil Percobaan
No
|
U-157
|
Attenuator
|
||||
9
|
7
|
5
|
3
|
1
|
||
1
|
0
|
searah
|
searah
|
Bolak balik
|
Bolak balik
|
Bolak balik
|
2
|
10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
20
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
30
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
40
|
berlawanan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6
|
50
|
-
|
-
|
searah
|
-
|
-
|
7
|
60
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
70
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
9
|
80
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
90
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Searah
|
11
|
100
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
12
|
110
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
13
|
120
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14
|
130
|
-
|
-
|
-
|
Searah
|
-
|
15
|
140
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
16
|
150
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Keterangan : tanda – menunjukkan perputaran motor cepat
E.
Analisa Data
Dari
data hasil diatas, perubahan sudut dari U-157 dan U-158 tidak dapat dilihat
karena motor berputar cepat yang menunjukkan bahwa alat yang digunakan sudah stabil.
Yang dapat dilihat adalah perpindahan
arah putaran motor. Semakin kecil nilai attenuator, arah perputarannya menjadi bolak balik. Hal ini
dikarenakan pelemahan rangkaian yang semakin kecil pula saat
attenuator semakin kecil sehingga sinyal error yang dihasilkan oleh A2 atau
U-153 semakin kecil pula.
F.
Kesimpulan
Kendali Posisi
close loop diatas, Terdapat 3 amplifier. A1atau
Summing Amplifier merupakan generator sinyal error, A2 (Pre Amplifier)
yang sebagai merupakan amplifier sinyal error dan A3(servo motor) merupakan
mengendali untuk Motor (M). Attenuator terhubung dengan amplifier sinyal error
sebagai pengatur besar kecilnya error yang dihasilkan.
0 komentar:
Posting Komentar